Jumat, 27 April 2018

Kehidupan Sosial antara Pencitraan atau Menjadi Diri Sendiri

Terdengar berat mungkin jika kali ini saya membahas tentang "Kehidupan Sosial"  tapi hal ini memang sangat menarik untuk dibahas, apalagi kita tidak bisa menutup mata jika sering sekali terjadi pergulatan bathin ketika kita dihadapkan dengan sesuatu yang menuntut sikap kita dan ketegasan kita namun terabaikan karena satu atau dua hal. Hakikatnya kita adalah makhluk sosial yang selalu berinteraksi dengan lingkungan, tempat kita bekerja, sekolah, kuliah ataupun lingkungan rumah tapi tidak bisa dipungkiri bahwa pasti ada saja sesuatu hal yang menggugah diri dan seolah bertentangan dengan nurani. Lantas... bagaimana kita mesti menyikapinya?

Perlu kita sadari bahwa perbedaan adalah sebuah keniscayaan, yup.. tinggal bagaimana cara kita menyikapinya, terkadang ada yang hanya ikut-ikutan arus dan tidak berani mengungkapkan pendapatnya karena alasan tidak enak, takut dicemooh, takut dimusuhi atau takut dianggap berbeda. Yah.. menjadi berbeda terkadang menjadi hal yang sangat menakutkan untuk sebagian orang dan pada akhirnya mengesampingkan kata hati, itulah yang saya sebut pergulatan bathin.

Saya atau bahkan anda pasti pernah merasakan berada di tengah orang-orang 'bertopeng' lalu... dengan atau tidak sengaja kita ikut menjadi bagian 'genk bertopeng' tertawa, haha hihi di luar, bersikap akrab, namun membenci di dalam hati, bergosip dan bergunjing di belakang, sungguh memuakkan dan meletihkan.

Kadang saya hanya berfikir, kenapa kita tidak bersikap jujur setidaknya pada diri sendiri. Yah saya tau alasannya... 'Kehidupan sosial' seolah-olah menuntut kita menjadi orang-orang palsu demi sebuah 'pencitraan' atau kesan manis yang orang lain tunjukkan pada kita. Apakah hal itu sangat penting? Tentu saja sangat penting bagi mereka yang tidak memiliki kepercayaan diri. Ikut-ikutan menjadi satu-satunya senjata untuk mendapatkan perhatian dan kesan dari orang lain.

Menjadi diri sendiri bukan berarti kita menentang orang lain, menjadi diri sendiri bukan berarti membenci orang lain, menjadi diri sendiri adalah penghargaan diri kita terhadap apa yang kita miliki dan apa yang kita anggap benar. Resiko menjadi diri sendiri tentu ada... orang lain akan menganggap kita jujur dan bersikap apa adanya tanpa dibuat-buat atau sekedar ikut arus tapi tidak menutup kemungkinan juga mereka menganggap kita arogan, well... siapa yang butuh penilaian mereka ketika kita sudah berusaha jujur dengan diri sendiri? Perlu diingat bahwa disini saya tidak mengajarkan untuk bersikap frontal melainkan bersikap bijak sesuai dengan hatimu sendiri.

Kehidupan sosial bukan hanya tentang bagaimana kita berbaur dengan orang lain melainkan bagaimana kita membawa pengaruh positif dan menjadi diri sendiri di tengah orang-orang baik yang benar-benar tulus menerima kita dan percayalah ketika kita jujur dengan diri sendiri cinta yang tulus dari orang-orang sekitarpun akan kita tuai.

Terjebak di tengah-tengah lingkungan yang penuh intrik menjadi sebuah pengalaman yang sangat berharga, sehingga membuka mata saya bahwa dunia itu keras yah... saya mungkin bukan seseorang yang pandai menyembunyikan perasaan so... mundur dari lingkungan tersebut adalah hal paling bijak yang saya pilih, bukan saya takut dibenci atau menyerah menjadi diri sendiri tapi kata hati mengatakan "tidak perlu memaksakan diri untuk hal yang kamu anggap sia-sia".

Well... apapun pilihanmu, menjadi manusia bertopeng atau menjadi diri sendiri di tengah kehidupan sosial adalah hak mu sendiri yang orang lain akan sadari suatu hari nanti.

Cheer up and stay positive...!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar