Minggu, 22 Januari 2017

Tentang Sahabat klasik

Dear Sahabat Klasik...


     Jika membandingkan hidupku dan hidupmu saat ini rasanya seperti  membandingkan langit dan bumi. Dulu kita sama-sama punya mimpi, ingin bersama-sama saling menguatkan, berbagi motivasi dan semangat di setiap mentari pagi menyapa. Aku yang penuh energi di pagi hari tak pernah lupa menyapa dan menyambutmu dengan kata-kata “Semangat pagi...” lantas...saat senja menyapa dan tubuh mulai letih dengan segudang kegiatan kamu yang tak pernah kehabisan semangat memberi senyuman hangat penguat jiwa, mengantarkan mimpi-mimpi hingga bintang-bintang pulang.

      Masih ingatkah sajak-sajak bertema mimpi dan harap dari dua orang penggembala kata yang penuh asa? Membayangkan indahnya masa depan, membayangkan hidup yang penuh dengan kebahagiaan? Membayangkan tidak akan ada krikil bahkan badai yang akan menghadang, kalaupun ada dengan kekuatan mimpi kita bisa menghalaunya... lucu memang jika mengenang betapa polosnya kita masa itu. Dua remaja yang baru mengenal dunia, yang menganggap apapun bisa dilakukan jika kita menginginkannya.

    Aku yang menyerah dan mudah putus asa tidak juga mampu kau kuatkan, ketika kehidupan mulai berubah dengan berbagai macam problematika yang menghadang. Aku lemah dan kau kuat, Aku yang mudah bosan dan kau yang masih konsisten, Aku yang melakukan apapun sesuka hati tanpa adanya target yang jelas sementara kau yang mencintai keteraturan dan penuh tanggung jawab juga target akhirnya tak berjalan beriring seperti mimpi yang pernah terjalin. Inilah realitanya... ku lihat dari kejauhan hidupmu penuh dengan pencapaian-pencapaian dan aku tahu kamu mendapatkannya dengan penuh perjuangan, sementara aku semakin tenggelam dan kelam. Kau tak juga datang menggenggam... bertahun-tahun aku menanti tak juga ada jawaban yang pasti. Seolah ingin mengubur semua mimpi yang dulu pernah kita ukir dalam melodi, semua yang tersisa hanyalah sajak-sajak usang yang tak berarti. 

     Kini aku bangkit dari tidur panjang yang menenggelamkan mimpi, keterpurukan atau bahkan kebahagiaan di masa lalu adalah cambuk bagi kehidupanku yang baru. Lembar demi lembar baru hidup sudah lama dimulai, sejak aku tahu bahwa hidup memang tak seindah negeri dongeng, tidak semudah khayalan-khayalan belaka, dan tidak akan ada makna tanpa adanya usaha untuk mewujudkannya.

   Bertahun-tahun berlalu... tanpa tegur sapa yang penuh makna, tapi kenangan tentang indahnya persahabatan dari dua remaja adalah kisah yang tidak akan pernah aku lupa dalam hitungan masa hingga milenia, Mungkin kisah kita memang tidak pernah akan ada ujungnya, karena sisa-sisa semangat menghasilkan karya itu masih tetap melekat, dan kau salah satu inspirasiku, salah satu alasan untuk membuktikan bahwa aku juga mampu berkarya, mengenalmu adalah sebuah keajaiban, dan aku percaya bahwa keajaiban-keajaiban lain sudah menunggu di luar sana.
.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar